Hari Lahir RSI Siti Hajar ke 58 , Teknologi Medik Dan SDM Handal

Hari Lahir RSI Siti Hajar ke 58 , Teknologi Medik Dan SDM Handal

Sidoarjo – Tepat 23 februari 2021 , Rumah Sakit Islam Siti hajar Sidoarjo memasuki usia yang ke 58.RSI kebanggan Nahdlatul Ulama’ yang berlokasi di jalan Raden Patah ini semakin maju dan handal baik dari sisi teknologi mediknya maupun Sumber Daya Manusianya.

58 tahun RSI Siti Hajar

Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo yang berlokasikan di jalan Raden Patah 70-72 Sidoarjo ini didirikan dengan harapan memberikan solusi bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang standart dengan tarif rasional yang terjangkau dengan pelayanan medis dan non medis secara professional dan bertaraf Internasional.

Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo didirikan pada tanggal 23 Februari 1963 oleh Ibu Hadiniyah Hadi, istri KH. Abdul Hadi, yang berdomosili di Sidoarjo dan masyarakat Nahdliyin, serta banom-banomnya. Kala itu beliau adalah anggota DPRGR/MPRS (Dewan PerwakilanMasyarakat Gotong Royong/Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dari unsur Muslimat NU Jawa Timur.

Oleh  karena itu, keberadaan Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo  tidak bisa dilepaskan dari organisasi Muslimat NU. Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo awalnya bernama YKMS (Yayasan Kesejahteraan Muslimat Sidoarjo). Jadi YKMS atau Badan Pelaksana Mabarrot (BPM) NU Siti Hajar yang sekarang lebih kita kenal sebagai Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo adalah milik PCNU dan banom-banomnya.

Awalnya Rumah Sakit Islam Siti Hajar ini hanya terdiri dari Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) dan Poliknik, serta hanya menempati tanah waqaf yang berukuran 0,093 Ha dan 36×11,5m. namun dalam perkembangannya RSI siti Hajar Sidoarjo mengalami beberapa kali tahap pembangunan antara tahun 1989 dan terus berkembang hingga sekarang ini.

Hingga 2019 yang lalu, pengakuan dan capaian RSI Siti Hajar terwujud dalam Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) dengan akreditasi “bintang lima” alias Paripurna  oleh komisi akreditasi rumah sakit ( KARS ) kementerian Kesehatan nasional. Ada 16 bab penilain terkait akreditasi Bintang Lima versi SNARS tersebut, namun yang paling utama adalah tentang mutu rumah sakit dan terkait mutu keselamatan pasien.

“ Alhamdulillah , memasuki usia ke 58 tahun, RSI Siti hajar telah di akui  terakreditasi paripurna. Teknologi mediknya canggih, Sumber daya manusia  nya handal ,” pungkas Zuhdi Manshur , Wakil direktur umum RSI Siti Hajar.

Selamat Hari Lahir ke 58 RSI Siti Hajar .

Sinergi Hadapi Covid-19,  LPBI NU Sidoarjo Distribusikan Bantuan non Tunai di Desa Plumbungan Sukodono

Sinergi Hadapi Covid-19, LPBI NU Sidoarjo Distribusikan Bantuan non Tunai di Desa Plumbungan Sukodono

Sidoarjo- Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama’ (NU) cabang Sidoarjo melalui program peningkatan ketangguhan masyarakat menghadapi (PKMM) Covid-19 dan kenormalan baru lakukan distribusi bantuan non tunai (paket sembako) ke masyarakat desa plumbungan Sukodono , Selasa (23/02/ 2021).

Bertempat di halaman masjid Baitul Hamdi , plumbungan Sukodono. Distribusi paket sembako yang menggunakan aplikasi fintech melalui face recognization ( pengenalan wajah) ini merupakan kali kedua kalinya dari  implementasi program PKMM yang didukung oleh Siaga Palladium , DFAD dan PP LPBINU di desa plumbungan Sukodono ini. Sebagaimana diketahui program PKMM Covid-19 ini , mengcover dua desa , yaitu desa plumbungan Sukodono dan desa Sidodadi Taman.

Pada kesempatan distribusi bantuan non tunai ini, ikut terlibat dalam aktivitas pemeriksaan Kesehatan dari PC LKNU Sidoarjo dan Rumah Sehat BAZNAS yang melakukan pemeriksaan Kesehatan para penerima manfaat bantuan sekaligus pemberian vitamin dan masker.

“ Alhamdulillah kita bisa melakukan sinergi ,ramai ramai hadapi covid-19, tak hanya pemeriksaan Kesehatan saja dari teman teman LKNU dan Rumah sehat. Ada juga dari BAZNAS kabupaten Sidoarjo yang memberikan bantuan tunai ke perwakilan penerima manfaat program PKMM ini,” ungkap Nur Muchammad Solichudin , ketua LPBI NU Sidoarjo ini.

Selain itu, Lembaga Amil Zakat ,infaq Shodaqoh NU (Lazisnu) ranting Plumbungan Sukodono juga memberikan beasiswa sebanyak 12 anak didik warga desa plumbungan saat mengawali proses distribusi bantuan non tunai program PKMM ini.

Bantuan Tunai ke perwakilan Penerima manfaat dari BAZNAS Kabupaten Sidoarjo

Acara yang juga dihadiri para pejabat forum pimpinan kecamatan ( Forpimka) Sukodono , Kapolsek, Koramil, dan camat  ini dimaksudkan juga untuk membangun solidaritas bersama menghadapi covid-19 yang masih mengancam dikehidupan sehari harinya. Pada kesempatan tersebut , Camat Sukodono M. Mahmud (Plt) menyampaikan rasa syukur dan harapannya ,upaya bersama menghadapi covid-19 sebagai contoh yang baik dan strategis.

“ Covid-19 memang harus dihadapi secara bersama sama, Alhamdulillah kita bisa mewujudkan kekompakan untuk bersama sama menghadapi covid dengan gerak bersama,” Ungkap PLT Camat Sukodono ini.

Menurutnya, upaya ini bisa jadi role model (contoh) menghadapi pandemic covid ini pada desa desa lain , khususnya di desa kecamatn Sukodono.

Plt Camat Sukodono , M.Mahmud simbolis memberikan Bantuan Beasiswa Lazisnu Ranting Plumbungan

Program PKMM Covid 19 ini, sudah dimulai sejak bulan juli 2020 , dimana pada tiap desa sasaran program di tiap RW nya di bentuk relawan kelompok kerja (pokja) yang sejak awal program aktif untuk melakukan edukasi kepada masyarakat untuk taat protocol Kesehatan (prokes) selalu bermasker, jaga  jarak dan cuci tangan pakai sabun. Sebelumnya, juga dibagikan masker untuk semua penduduk.pemasangan baliho prokes, penempatan hand wahing portable dan materi edukasi lainnya termasuk pemeriksaan kesehatan (surveilans) secara rutin yang dipantau melalui dashboard program.

Hampir Semua RS di Sidoarjo Belum Punya Pengelolaan Limbah Medis

Hampir Semua RS di Sidoarjo Belum Punya Pengelolaan Limbah Medis

Ada 26 Rumah Sakit di Kabupaten Sidoarjo. Seiring meningkatnya limbah medis di tengah pandemi Covid-19, ternyata hampir semua rumah sakit belum punya pengelola limbah sendiri.

“Memang di Sidoarjo ini hampir semua rumah sakit belum punya pengelolaan limbah sendiri,” ujar Sigit Setyawan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (20/2/2021).

Rata-rata, kata Sigit, manajemen rumah sakit menyerahkan pengelolaan limbah medis ini kepada pihak ketiga. Cuma RSUD Sidoarjo saja, kata Sigit, yang punya insinerator untuk mengolah limbah medisnya.

“Hanya RSUD Sidoarjo yang memang punya insinerator untuk mengelola limbah medisnya sendiri. Sejauh ini tidak ada masalah di sana. Semua limbah medis terkelola dengan baik,” ujarnya.

Sementara untuk rumah sakit lainnya yang ada di Sidoarjo, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan telah melakukan koordinasi dengan masing-masing rumah sakit berkaitan data limbah medis.

Hal itu menindaklanjuti hasil rapat dengan sejumlah kementerian terkait secara daring lewat zoom meeting yang spesifik membahas persoalan pengelolaan limbah medis.

Setiap rumah sakit, kata Sigit, perlu melaporkan pemanfaatan dan pengelolaan limbah medisnya langsung kepada kementerian terkait. DLHK Sidoarjo berkoordinasi soal itu.

“Jadi kami hanya mengevaluasi pengelolaan limbah medisnya. Berapa sih jumlah limbah medis per harinya, kemudian diserahkan ke pihak ketiga siapa dan seterusnya. Kami hanya memonitor itu,” katanya.

Sayangnya, Sigit mengaku belum menerima data, berapa banyak sebenarnya limbah medis yang dihasilkan rumah sakit yang ada di Sidoarjo setiap harinya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, sejak awal pandemi Covid-19 di Indonesia, Maret 2020 sampai awal Februari 2021, ada sebanyak 6.417,95 ton timbulan limbah medis.

Tidak hanya yang dari rumah sakit, jumlah itu termasuk limbah masker sekali pakai dari masyarakat yang jumlahnya meningkat seiring penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.(den/iss)

source : suarasurabaya.net

Hari Peduli Sampah Nasional 2021

Hari Peduli Sampah Nasional 2021

Admin –  Hari Peduli Sampah Nasional atau HPSN setiap tahun akan diperingati pada tanggal 21 Februari. Sejarah dimulainya peringatan HPSN bermula saat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengenang peristiwa di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005 lalu.

Sejarah Hari Peduli Sampah Nasional

Kala itu, di Leuwigajah terdapat peristiwa naas di mana curah hujan yang tinggi serta ledakan gas metana pada tumpukan sampah hingga menyebabkan tewasnya 157 nyawa serta menghilangnya Kampung Cilimus dan Pojok karena tergulung longsoran sampah setinggi 60 meter dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah. Setahun setelahnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperingati 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional.

Hari Kamis, 18 Februari 2021 lalu KLHK telah mengumumkan tema peringatan HPSN kali ini adalah “Sampah Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi”. Tema ini diambil dari arah positif pertumbuhan sektor industri pengolahan sampah di tengah ekonomi yang sedang resesi akibat pandemi Covid-19. Puncak peringatan HPSN sendiri akan dilaksanakan secara daring pada 22 Februari 2021.

Selain akan mengadakan virtual exhibition tentang gambaran mengenai pengelolaan sampah di Indonesia dari hulu ke hilir kepada publik, KLHK juga akan membuat rangkaian kegiatan terkait konten substansi pengelolaan sampah, peluncuran sistem informasi HPSN serta pemberian penghargaan bagi sejumlah pemuda yang berkontribusi penting dalam pengelolaan sampah.

Ragam kegiatan HPSN akan dilakukan dari tingkat nasional hingga daerah dengan melibatkan pemerintah daerah, dunia usaha serta elemen masyarakat.

Selama lima tahun terakhir, HPSN digunakan sebagai momentum untuk menyadarkan publik dalam upaya pengurangan sampah. Pasalnya permasalahan terkait sampah hanya bisa diselesaikan jika melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Pada 1 Februari 2021 lalu, Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menjelaskan tiga tujuan utama dari peringatan HPSN 2021 kali ini.

Pertama, memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan sampah dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi. Kedua, memperkuat partisipasi publik dalam upaya menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi dengan gerakan memilah sampah dan ketiga memperkuat komitmen dan peran aktif produsen dan pelaku usaha lainnya dalam implementasi bisnis hijau (green business) dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi.

source: suara.com

Jaga Kesehatan Musim Hujan Plus Pandemi  (infografis)

Jaga Kesehatan Musim Hujan Plus Pandemi (infografis)

Berbeda dengan musim hujan tahun lalu.

Musim hujan saat ini mewajibkan kita untuk semakin waspada terhadap kemungkinan yang terjadi pada perkembangan virus covid-19.

Merujuk himbauan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 yang dipublikasikan di situs Covid19.go.id, berikut upaya menjaga daya tahan tubuh saat pandemi corona dan musim hujan.