Admin-16jan2021, Bayi baru lahir tetap bisa menerima ASI meski sang ibu konfirmasi positif. Meski begitu, ada beberapa panduan agar si kecil tidak tertular. Dokter Ellen Sianipar, Sp.A(K) menjelaskan, ibu dengan Covid-19 bisa menyusui tentu dengan memakai masker, faceshield, dan cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi. Selain itu, ibu hendaknya membersihkan dan disinfeksi permukaan yang dipegang secara rutin. ’’Keluarga berusia lebih dari 60 tahun dan memiliki kondisi komorbid disarankan tidak mengasuh bayi,’’ jelas spesialis anak yang berdinas di RSUD Pasar Rebo Jakarta itu.

Ellen mengutip dari hasil riset di China yang menyebutkan, pada ibu hamil Covid-19, saat diperiksa cairan ketuban, darah umbilical, swab tenggorok bayi baru lahir, serta ASI hasilnya negatif. Sehingga ASI masih bisa diberikan. Baik menyusui secara langsung atau ASI perah. Bila tidakmemungkinkan, bisa dipertimbangkan ASI donor dengan kriteria yang ketat.

Hingga saat ini belum bisa dibuktikan transmisi dari ibu yang terinfeksi ke janinnya. Transmisi utama Covid-19 dari droplet. Meski begitu, pemateri dalam webinar Manajemen Bayi Baru Lahir dari Ibu Covid-19 beberapa waktu lalu itu menegaskan, masih banyak kondisi-kondisi yang belum pasti dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Dijelaskannya, ada beberapa periode yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir. Pertama, golden seconds – minute period. Saat ini sangat menentukan kondisi si mungil selanjutnya. Ada perubahan intrauterine dari janin yang bergantung melalui plasenta ke kondisi ekstrauterine yang mengandalkan organ-organnya sendiri. Bayi bisa bugar atau bisa juga sakit. Bayi harus bisa bernapas spontan dalam 30 detik. Pada saat inilah sangat diperlukan tim gawat darurat maternal-neonatus yang siaga 24 jam, 7 hari. Meski begitu, jumlah tenaga medis dibatasi saat persalinan. Idealnya persalinan dilakukan di ruang bertekanan negatif.

Memasuki fase berikutnya, golden hours period sekitar 0-6 hingga 12 jam berupa adaptasi dari ekstrauterine ke lingkungan. Bila swab bayi hasilnya negatif, bayi bisa dipertibangkan untuk dipulangkan. Pada ibu konfirmasi positif tanpa gejala, bayi sehat bisa rawat gabung di ruang isolasi. Tapi, bila ibu konfirmasi positif dengan gejala, pisahkan sementara ibu dari bayinya. Pada bayi yang sakit, menurut dia, dirawat single room di NICU.
Ellen menyarankan, bayi baru lahir setelah kondisinya stabil dan tidak hipotermia segera dimandikan. Hal ini untuk menghilangkan kemungkinan virus menempel di permukaan kulitnya.  Limbah feses bayi harus dibuang secara hati-hati sambil memperhatikan ada risiko penularan 10-14 hari. ’’Perawatan limbah feses hendaknya memakai sarung tangan,’’ katanya. Sebab, menurut riset, ditemukan virus Covid-19 pada kotoran manusia.

Pada golden days period 48-72 jam, hendaknya diperhatikan tanda bahaya bayi baru lahir. Seperti, sianosis, pucat, kejang, perdarahan, muntah hijau, dan hiperbilirubinemia.

Demikian pula selama golden weeks period. Terutama, bila ibu diisolasi atau tidak dapat merawat bayinya. Bagi keluarga yang akan merawat bayi di rumah diberikan edukasi. Di antaranya, yang merawat si mungil memakai masker, sarung tangan, dan kacamata pelindung. Tentu, dengan saran terus berkomunikasi dengan RS selama 10 hari berikutnya.

sumber:http://news.ika-fk-unair.org/news-detail/rawat-tepat-bayi-baru-lahir